Kerinduanku terhadap “mdpl” tak
menyurutkan niatku untuk pendakian kali ini, meski kondisiku tidak dalam
keadaan 100% fit tapi tetap saja kemauanku mengalahkan rasa sakit ini.
Packing sebelum pemberangkatan.
2665 mdpl trip kali ini aku
bergabung bersama seorang sahabatku Yong, dan teman – temannya ( Bang Dayat,
Riky, Aminah, Alan, dan Rian ). Sebelumnya kita sudah janjian untuk berkumpul
di terminal Kp. Rambutan pukul 20.00 wib, kita memutuskan untuk mencarter mobil
untuk mengantarkan kita sampai pos pendaftaran sebelum pendakian. Carteran kami
tidak Cuma berisikan kami saja, tapi digabung sama 3 pendaki yang akan ngetrip
juga di cikuray, kebetulan antara cikuray dan papandayan masih satu arah (sama –
sama daerah garut). Kami berangkat dari kp. Rambutan sekitar pukul 22.00 wib
sampai di lokasi pendaftaran pukul 05.30 wib, pagi itu kami disambut dengan
rintikan gerimis dan kabut yang menyelimuti kaki gunung papandayan.
Menunggu mobil jemputan di Terminal Kp. Rambutan.
Sampai di basecamp kami packing
perlengkapan & peralatan yang akan dibawa, dilanjut dengan sarapan. Pukul 08.00
wib kami mulai melangkahkan kaki untuk menikmati lukisan Sang Pencipta yang
begitu indah.
Saat beristirahat sebelum mulai pendakian
Sebelum pemberangkatan menuju 2665mdpl
Perjalanan menuju camp (pondok salada)
Sibuk menyiapkan makan siang
Selesai mendirikan tenda
Sore harinya aku, yong, riky,
bang dayat, dan alan memutuskan untuk sekedar menikmati indahnya lukisan Sang
Pencipta di Hutan Mati, sementara aminah dan rian istirahat di tenda. Pemandangan
yang benar – benar awesome , sedikit
tidak percaya kalau aku sampai disini (hutan mati) tempat yang aku impikan
untuk Prewedd ku kelak (semoga saja).
Setelah asik menjelajahi tiap sudut hutan mati dan mengambil beberapa gambar
kami kembali ke tenda.
suasana di Hutan Mati
Malam harinya kami sibuk
menyiapkan untuk makan malam, menu ala anak gunung (anung) : mie instan, nasi,
sarden, dan beberapa cemilan lainnya dimakan begitu lahapnya dengan cara
bergantian. Selesai makan dilanjutkan dengan sesi sharing satu sama lain. Pukul
22.00 wib kita langsung bersiap – siap untuk beristirahat karena besok pagi
akan menjadi hari yang sangat panjang dan terlalu sayang untuk dilewati begitu
saja, setting alarm pukul 03.00 wib untuk menyiapkan makan pagi kita dan bekal
apa saja yang akan dibawa menuju puncak. Selepas sholat subuh kami memulai
perjalanan menuju puncak, ada banyak rombongan yang lain juga sedang bersiap –
siap untuk melakukan perjalanan ke puncak.
Menyiapkan menu makan malam
Sampai di tegal alun (ladangnya edelweiss)
sekitar pukul 07.00 wib hal pertama yang aku lakukan mengucapkan syukur yang
tiada hentinya dalam hati, sungguh besar kuasa-Nya menciptakan dan menumbuhkan
bunga edelweiss yang luasnya sekitar 80 hektar. Langsung jepret (foto) aja deeh
hahaha. Setelah puas kami berfoto – foto kita kembali ke tenda bersiap – siap
untuk kembali pulang (Jakarta).
Kembali membagi tugas, aku dan yong sibuk menghabiskan logistic untuk menu makan siang kami sementara yang lain bergantian packing perlengkapan pribadi masing – masing dan membongkar tenda.
Kembali membagi tugas, aku dan yong sibuk menghabiskan logistic untuk menu makan siang kami sementara yang lain bergantian packing perlengkapan pribadi masing – masing dan membongkar tenda.
Menyiapkan Menu Makan Siang
Makan siang sebelum pulang
Melakukan do'a bersama sebelum pulang
Menyerukan slogan "Si Anung"
Pukul 11.30 kami memulai
perjalanan pulang, jalur pulang kami berbeda dengan jalur ketika kami naik. Kali
ini kami pulang melalui jalur mati yang pastinya lebih ekstrim (sebelah kanan
jurang) dibandingkan jalur yang ketika kami lalui saat berangkat. Ada kejadian
yang sempat membuat aku shock dimana
aku terpeleset oleh kerikil – kerikil di jalur yang kami lalui, hampir saja aku
jatuh ke jurang, aku sedikit menjerit (suatu kejadian yang jarang sekali aku
lakukan kecuali dalam keadaan panik), sontak riky langsung berteriak karena panik
juga, syukur Alhamdulillah Allah masih melindungiku. Aku tertegun jantungku
berdetak kencang, dengkul ku
gemeteran, langkahku terasa berat, aku langsung duduk sambil menenangkan diri
dengan minum air mineral. Sekitar 5 menit aku menenangkan diri dan kembali
melanjutkan perjalanan, kali ini lebih hati – hati saat berjalan melalui
kerikil – kerikil itu.
Perjalanan pulang melewati jalur Hutan Mati
1 jam 45 menit perjalanan dari
pondok salada sampai di bawah itu sudah ditambah dengan istirahat di air
belerang. Sampai dibawah kami langsung mencari mobil pick up seperti pesan dari
supir dari mobil carter-an kami. Perjalanan menuju ke masjid (tempat dimana
kami dijemput untuk kembali ke Jakarta) ditemani sama rombongan yang lain dan
hujan yang begitu derasnya, tanpa jas ujan/ponco/flysheet/terpal kami benar –
benar dibuat basah kuyup tapi kami begitu sangat menikmatinya karena sejak
pendakian kami memang belum mandi hehehe tapi sayang moment seperti ini kami
tidak mengambil gambar karena kami mengamankan gadget masing – masing.
Sampai di masjid kami langsung
membersihkan badan kami, yup hal pertama yang dilakukan adalah mengantri di
kamar mandi. Ada kejadian yang tidak biasa saat aku sedang mengantri, aku
melihat sosok lelaki yang pernah aku temui saat aku melakukan pendakian di
pangrango. Agak sedikit kurang jelas memang karena di ruangan itu sendiri
sangat minim penerangan, lalu sosok lelaki itu lewat tepat didepanku dengan
reflek langsung saja kusapa sosok itu.
“ka, luh yang lagi itu
dipangrango bukan?” tanyaku
“eeh luh cewek itu kan?”lanjut
dia
“hehee iya ka” jawabku
“ok, gw tunggu di depan yah” ajak
dia
Selesai aku membersihkan diri,
langsung ku temui sosok lelaki tadi tepat di teras masjid. Dia sedang duduk
bersama dengan rombongan yang lain.
“eeh ka ko bisa sih kita ketemu lagi
kaya gini yah?”
“lah, tadi gw liat luh di tegal
alun, tapi mau gw samperin takut itu bukan luh” jawabnya
“yaelee ka, luh kalo gak yakin
kan bisa liat syall gw ka”
“iyee, gw tadi liat luh lagi bawa
syall Chelsea luh itu tapi takut salah orang hahha”
Panjang lebar kita ngobrol, kali
ini aku gak mau melewatkannya lagi buat minta kontak mereka. Tapi tetap aja
dengan kebodohan yang sama aku lupa menanyakan namanya *tepok jidat*
Dua kakak yang dulu pernah bertemu di pangrango mt. gak sengaja bertemu lagi di antrian kamar mandi :p
Kami berpisah setelah rombongan
mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju terminal, sementara aku dan yang
lain masih menunggu jemputan kami datang. Pukul 17.00 wib mobil kami baru
datang, kami melanjutkan perjalanan dengan menjemput 3 pendaki yang melakukan
pendakian ke cikuray.
Perjalanan menuju Jakarta benar –
benar macet, kami baru sampai di terminal kp. Rambutan pukul 00.30 wib. Kami berpisah
di terminal, rian menaiki bus menuju rumahnya, yong, bang dayat & aminah
naik taxi menuju kos-an, riky naik taxi menuju rumahnya, sementara aku juga
naik taxi menuju ke rumah.
”Terimakasih
Tuhan karena Engkau membiarkan aku menikmati keindahan alam-Mu di negeriku ini
Terimakasih
dua malaikat yang sangat berarti yang selalu memberikan ijin dan selalu ada do’a
yang terucap dalam setiap langkahku
Terimakasih
untuk setiap proses yang kita lewati bersama, bergandengan tangan, saling
menopang, saling menjaga, saling mengingatkan satu sama lain
Hilangkan
semua perbedaan karena kita disini sama. Sama – sama ingin menikmati setiap
proses untuk melihat keindahan negeri ini atas kuasa Sang Semesta.
Semoga
ini awal dari perjalanan cerita – cerita kita selanjutnya”
Didedikasikan
untuk semua sahabat – sahabat pecinta alam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.