SIKLUS PENGELUARAN
ANI SILVIA 12320137
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA 2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmatdan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan Nabi Agung
kita Muhammad SAW, semoga di hari kiamat nanti kita akan mendapatkan Syafaat
darinya. Amin ya Rabba Alaamin.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada orang tua kami yang telah memeberikan kesempatan
kami untuk belajar kembali.Dan untuk pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan
makalah ini,kami menyadari akan keterbatasan dan kemampuan kami dalam menyusun
kata, sehingga makalah ini jauh dari sempurna dan masih memerlukan penyempurnaan,
untuk itu saran dan masukannya kami harapkan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan
para pembaca untuk memberikan tambahan pengetahuan, dan wawasan khususnya dalam
bidang pengantar sistem informasi
akuntansi.
Penulis
ANI SILVIA
Siklus Pengeluaran
v Pengertian
Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle)
adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang
berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Siklus
pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan pembelian
bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk
mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan
order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.
v Tujuam Siklus Pengeluaran
Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini
adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan
jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi:
1. Memastikan bahwa seluruh
barang dan jasa dipesan sesuai keperluan.
2. Menerima seluruh barang
yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut adalah valid dan benar.
3. Menjaga barang tersebut
sampai dibutuhkan.
4. Memastikan bahwa faktur
yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan benar.
5. Mencatat dan
mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat.
6. Memposkan kewajiban dan
pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang tepat di dalam buku besar utang
usaha.
7. Memastikan bahwa seluruh
pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran yang sudah diotorisasi.
8. Menyiapakn seluruh dokumen
dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan barang atau jasa
yang diperoleh.
v Fungsi Siklus Pengeluaran
Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari:
1. Mengetahui kebutuhan akan
barang tersebut.
2. Menempatkan Pesanan,
Menerima dan menyimpan barang.
3. Memastikan validitas
kewajiban pembayaraan.
4. Menyiapkan pengeluaran kas.
5. Mengelola utang usaha.
6. Memposkan transaksi ke dalam
buku besar umum.
7. Menyiapkan laporan keuangan
dan laporan manajemen yang diperlukan.
v Sistem Pembelian
Bagian yang terkait dalam sistem ini
meliputi:
· Bagian
pembelian, yang berfungsi melakukan pemesanan dari penjual dan meng input nya
ke komputer.
· Bagian
hutang, yang bertanggung jawab untuk memelihara catatan berbagai pembelian
barang ke pemasok, sehingga dapat diketahui jumlah hutang kepada masing-masing
pemasok dan juga riwayat layanan pemasok.
· Bagian
gudang, yang bertugas menerima kiriman barang yang dipesan dan dan membuat
laporan kepada bagian pembelian bahwa barang sudah diterima, sehingga siap
menerima tagihan.
· Bagian
hutang, yang bertugas menerima faktur penjualan atau tagihan dari pemasok.
· Bagian
keuangan atau kasir bertanggung jawab untuk membayar hutang kepada pemasok
sesuai dengan masa potongan sehingga perusahaan dapat memperoleh potongan tunai
dan menyelenggarakan pencatatan atas pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian
ini terdiri atas:
1. Permintaan Barang (Material
requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran yang
mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur
persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga
pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan Barang (Purchase
Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi, kualitas
dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak dibeli.
4. Bukti Penerimaan Barang (Delivery
Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang
diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang, banyaknya barang yang
diterima dan identitas.
5. Faktur Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang
yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan
data lain yang relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup:
· Bagian
gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
· Bagian
pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
· Bagian
pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan
pemilihan pemasok.
· Bagian
pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
· Bagian
penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
· Bagian
penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
· Bagian
penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada bagian akuntansi.
· Bagian
akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari
pemasok tersebut, bagian akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.
v Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran
kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utama dari sistem ini
adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah jumlah terutang
yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut melakukan
pembayaran lebih awal. Perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang dapat
dihasiklkan dari dana tersebut. Namun demikian jika kewajiban dibayar telat
perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan
kredibilitasnya sendiri.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas ini adalah:
1.
Bukti kas keluar
Tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan
uanh tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji,
pembayaran hutang atau pengeluaran-pengeluaran lainnya.
2.
Cek
Salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang
direkening giro.
3.
Permintaan cek
Sistem Manual Pengeluaran Kas:
1.
Bagian
utang usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam bagian
utang usaha. Staf administrasi bagian utang usaha meninjau file voucher utang
terbuka atau utang usaha untuk melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo dan
mengirim voucher serta dokumen pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan
pembelian, laporan penerimaan, dan faktur) ke bagian pengeluaran kas.
2.
Bagian
pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas
menerima paket voucher dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan
dan akurasi administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi
tersebut membuat cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor
voucher, serta data lain yang terkait dalam daftar cek yang juga disebut jurnal
pengeluaran kas.
3.
Bagian
buku besar
Staf administrasi bagian buku besar menerima
voucher jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian utang usaha. Angka
dalam voucher menunjukkan pengurangan total dalam kewajiban perusahaan dan akun
kas sebagai akibat dari pembayaran ke pemasok. staf administrasi bagian buku
besar mencatat ke akun pengendali utang usahadan akun kas dalam buku besar
serta merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan iktisar buku pembantu
utang usaha. Pekerjaan ini mengakhiri prosedur pengeluaran kas.
Tugas Per
divisi:
v Departemen Persediaan
1. Mengecek
persediaan
2. Mencatat
persediaan yang rusak
3. Membuat
daftar persediaan barang rusak dan mengumpulkan barang yang rusak.
4. Menyerahkan
ke bagian manajer persediaan
v Manajer Persediaan:
1. Melakukan
pengecekkan
2. Departemen
Pembelian
3. Membuat
surat retur dan menyerahkan ke supplier Supplier
4. Menyiapkan
barang retur / uang pengganti barang retur
5. Menyiapkan
bukti pengembalian retur
v Bagian penerimaan:
1. Mengecek
barang retur
2. Mencatat
penerimaan barang retur
3. Membuat
laporan penerimaan retur dan menyerahkan barang ke bagian persediaan
v Bagian persediaan
1. Melakukan
pengecekan kembali
2. Manajer
Persediaan
3. Membuat
catatan penerimaan barang retur
4. Menyerahkan
laporan ke bagian akuntansi
v Bagian Akuntansi
1. Membuat
laporan penerimaan barang retur
v Pimpinan
1. Memeriksa
dan megesahkan laporan penerimaan barang retur
v Retur Pembelian
Bila barang dagangan atau barang lain yang sudah dibeli kemudian
dikembalikan lagi atau penyesuaian harga sedang diusahakan. Biasanya pembeli
akan mengadakan hubungan dengan penjuala secara tertulis. Keterangan mengenai
hal itu dapat dinyatakan melalui surat atau dapat juga digunakan Memo Debit
atau Nota Debit.
·
Contoh
Memo Debit atau Nota Debit
Debitur
mungkin menggunakan tembusan dari Memo Debit tersebut sebagai dasar untuk
pencatatan, atau menunggu jawaban dari kreditu yang biasanya akan berbentuk
Memo Kredit atau Nota Kredit
Ø Flowchart Retur Pembelian
Ø Prosedur retur pembelian suatu perusahaan:
· Vendor mengirim
barang yang telah di order oleh perusahaan ke bagian
penerimaan barang disertai nota pembelian yang akan dicatat oleh bagian
akuntansi persediaan.
· Oleh bagian
penerimaan barang, barang tersebut dicek apakah sesuai dengan pesanan. Karena
tidak sesuai, bagian penerimaan barang membuat Surat Permohonan Retur Pembelian
(SPRP). SPRP diberikan ke bagian akuntansi persediaan, sedangkan barangnya
diberikan ke bagian gudang.
· Di
bagian akuntansi persediaan, SPRP dan Nota Pembelian digabungkan untuk membuat
Memo Debit yang digunakan sebagai dasar pencatatan barang yang akan di retur.
· 1 Memo
Debit diberikan ke bagian gudang, bersama dengan barang lalu bagian gudang
membuat Catatan Pengeluaran Barang (CPB) yang dibuat arsip oleh bagian gudang.
Dan barang retur dikirim ke vendor bersama dengan Memo Debit.
Catatan
Akuntansi
Catatan
akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan jika pengolahan data transaksi
dilakukan secara manual (tidak menggunakan alat bantu computer), maka catatan
yang diselenggarakan adalah sebagai berikut:
1.
Buku
jurnal, yang mencakup:’
a. Register voucher, yaitu
buku yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit.
b. Jurnal memorial, yaitu buku
yang digunakan untuk mencatat transaksi pengembalian barang yang dibeli atau
perolehan potongan pembelian.
c. Register kas, yaitu
buku yang digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas, baik untuk
pembelian tunai maupun pelunasan utang.
2.
Rekening
pembantu piutang dagang, yaitu rekening yang digunakan untuk mencatat piutang
kepada setiap pelanggan.
3.
Rekening
buku besar, yaitu:
a. Utang dagang, yaitu
rekening yang digunakan untuk mencatat bertambahnya utang karena pembelian
kredit, dan berkurangnya utang dagang karena pelunasan atau adanya retur dan
potongan pembelian.
b. Kas, yaitu rekening yang
digunakan untuk mencatat berkurangnya kas karena adanya pembelian tunai atau
pelunasan utang dagang.
v Aktivitas
Bisnis Dalam Siklus Pengeluaran Berbasis Komputer
· Prosedur
Permintaan Barang
Aktivitas
Bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus pengeluaran adalah permintaan
barang atau suplais. Keputusan Kunci yang dibuat pada proses ini adalah
mengidentifikasi barang apa yang akan dibeli, kapan dibutuhkan, dan berapa
banyak yang akan di beli. Keputusan ini normalnya dibuat oleh fungsi pengawas
persediaan (inventory control), meskipun informasi tentang kebutuhan barang
diperoleh dari departeman pengguna barang. Permintaan Pembelian kadang-kadang
juga di buat oleh siklus produksi atau dari fungsi penjualan yang menyampaikan
informasi tentang back order.
· Prosedur
Pemesanan Barang
Aktivitas
pokok yang kedua dalam siklus pengeluaran adalah pemesanan suplais dan bahan
baku. Aktivitas pembelian biasanya dilakukan oleh petugas pembelian atau
karyawan pembelian dalam departeman pembelian.
Keputusan
Kunci: Pemilihan Pemasok. Keputusan penting yang dibuat pada tahap ini adalah
pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan harga, kualitas, dan kualitas
pengiriman. Komitmen terhadap kualitas dan pengiriman yang dimiliki oleh para
pemasok sangat penting, terutama pada sistem JIT, karena keterlambatan
pengiriman atau dalam pengiriman terdapat produk cacat dapat mengancam seluruh
sistem. Sekali seorang pemasok terpilih untuk memasok sebuah produk,identitas
pemasok tersebut akan menjadi badian dari atau dimasukan ke dalam file induk
persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari proses seleksi pemasok ketika
akan membeli barang yang sama di kemudian hari. Dengan cara ini, maka kinerja
pemasok secara periodic dievaluasi untuk menentukan apakah pemasok tersebut
masih dapat dipertahankan atau tidak. Evaluasi ini tidak hanya melibatkan
masalah harga, namun juga kualitas produk yang dibeli dan kinerja pengiriman
barang. Sistem Informasi Akuntansi yang baik, seharusnya juga dirancang untuk
dapat menangkap dan menelusur informasi ini.
· Prosedur
Penerimaan Barang
Aktivitas
ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menerima dan menyimpan barang yang
dipesan. Departeman penerima barang bertanggung jawab untuk menerima barang
yang dikirim oleh pemasok. Selain barang diterima, kemudian dilaporkan ke
manajer bagian gudang, untuk kemudian meneruskannya ke manajer pabrik.
Departemen penyimpanan barang yang bertanggung jawab kepada manajer
bagian gudang, bertanggung jawab untuk menyimpan barang. Informasi tentang
tentang penerimaan barang yang dipesan harus dikomunikasikan ke fungsi
pengawas persediaan,untuk memperbarui catatan persediaan. Tujuan
diselenggarakan prosedur ini adalah: (a) untuk menjamin bahwa semua penerimaan
bahan baku, perlengkapan, dan aktiva lain yang dibeli telah diotorisasi kan (b)
untuk mencatat transaksi penerimaan dalam catatan akuntansi.
· Prosedur
Pencatatan Utang
Aktivitas keempat
dalam siklus pengeluaran adalah proses persetujuan pembayaran faktur pembelian.
Proses ini dilaksanakan oleh departemen hutang dagang yang bertanggung jawab
terhadap direktur keuangan. Tujuan diselenggarakannya subsistem ini adalah
untuk mancatat kewajiban membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini adalah
faktur pembelian, catatan penerimaan barang, pesanan pembelian (open purchase
order) dan file rincian pesanan pembelian(purchase order detail files).
Secara
legal, kewajiban untuk membayar ke pemasok mulai timbul saat barang
diterima.meskipun demikian,untuk alasan praktis, sebagian besar perusahaan
mencatat utang setelah diterima dan disetujuinya faktur pembelian. Tujuan
dilakukannya cara ini adalah untuk mengotorisasi dan menentukan apakah faktur yang
diterima layak di bayar.tentunya faktur pembelian dikatakan layak di bayar jika
barang dan jasa yang dipesan benar-benar telah diterima oleh perusahaan. Untuk
mencapai tujuan ini, diperlukan informasi dari bagian pembelian (berupa
tembusan order pembelian) dan fungsi penerimaan barang (berupa laporan
penerimaan barang. Tembusan order pembelian dari bagian pembelian menegaskan
bahwa barang atau jasa yang tercantum dalam faktur pembelian benar-benar
dipesan. Tembusan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian gudang
menegaskan tentang kuantitas dan kondisi yang diterima.
· Prosedur
Pengeluaran Kas
Aktivitas
terakhir pada siklus pengeluaran adalah pembayaran faktur yang telah
disetujui. Aktivitas ini, disebut dengan aktivitas pengeluaran kas,
dilaksanakan oleh kasir, yang bertanggung jawab kepada manajer keuangan. Tujuan
diselenggarakannya aplikasi ini adalah untuk menjamin bahwa pembayaran kepada
pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam jumlah yang benar. Input bagi aplikasi
ini adalah catatan dari file voucher.
Keputusan
kunci dalam prosedur pengeluaran kas adalah menentukan apakah perusahaan akan
memanfaatkan fasilitas potongan yang tersedia atau tidak. Untuk membuat
keputusan ini,dibutuhkan informasi anggaran kas jangka pendek. Dalam anggaran
kas tersebut tergambar taksiran arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu
periode tertentu di masa mendatang (biasanya satu tahun). Informasi yang
tercantum dalam anggaran tersebut berasal dari berbagai sumber. Bagian piutang
dagang memberikan proyeksi penerimaan kas. File utang dagang dan file order
pembelian menunjukan potensi pembayaran kepada para pemasok, yang bermakna
taksiran arus kas keluar di masa mendatang. Fungsi sumber daya manusia
memberikan informasi tentang kebutuhan kas untuk pembayaran gaji karyawan.jika
cukup anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan kas dalam jumlah
yang untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas,maka fasilitas potongan yang
tersedia harus dimanfaatkan agar dapat diperoleh penghematan pengeluaran kas.
v Tujuan, Ancaman dan Prosedur Pengendalian
Fungsi kedua dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk
memberikan pengawasan dan pengendalian yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan
berikut ini tercapai:
1. Semua transaksi telah
diotorisasi secara tepat
2. Semua transaksi yang
dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)
3. Semua transaksi yang
valid dan telah diotorisasi telah dicatat
4. Semua transasksi telah
dicatat secara akurat
5. Semua aktiva (kas,
persediaan, data) dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri
6. Aktivitas bisnis
dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dokumen dan catatan yang telah diuraikan sebelumnya memainkan
peranan penting dalam pencapaian tujuan pengendalian ini. Dokumen yang
sederhana, lengkap dengan instruksi pengisian yang jelas akan memudahkan
pencatatan data transaksi yang efisien dan akurat. Jika perusahaan menggunakan
dokumen elektronik, maka penggunaan prosedur pengendalian aplikasi yang tepat seperti
cek validitas, cek field, dan sebagainya akan meningkatkan akurasi entry data.
Penyediaan ruang khusus pada dokumen kertas dan dokumen elektronik untuk
mencantumkan siapa yang membuat dan siapa yang mengkaji dokumen tersebut juga
merupakan bukti bahwa sebuah transaksi telah diotorisasi secara tepat.
Selain
kewajiban diatas perlu diperhatikan beberapa ancaman yang terjadi seperti:
· Permintaan
Barang
Tujuan utama proses permintaan pembelian adalah untuk memelihara
pasokan seluruh kebutuhan bahan baku secara memadai. Dua ancaman yang muncul
dalam mencapai tujuan ini adalah:
1. Kehabisan barang.
Untuk
mengatasi ancaman ini, perusahaan perlu menetapkan sebuah system pengendalian
persediaan yang akurat. Metode pencatatan persediaan perpectual dapat digunakan
untuk menjamin bahwa informasi tentang tentanf persediaan brang selalu terkini.
2. Pembelian barang yang
tidak diperlukan atau dalam jumlah berlebih.
Perusahaan
harus selalu tanggap terhadap pembelian barang-barang yang kurang penting.
Penyelenggaraan system persediaan perpectual dapat membantu menjamin validitas
permintaan pembelian yang dibuat secara otomatis oleh system pengendalian
persediaan.
· Pemesanan
Barang
Berikut ancaman dan prosedur pengendalian yang dapat
diterapkan untuk menanggulangi ancaman tersebut agar tidak terjadi.
1.
Pembelian
barang dengan harga mahal.
Perusahaan
berupaya untuk memperoleh harga yang wajar untuk barang dan bahan
baku yang dibelinya. Oleh karena itu, daftar harga untuk barang-barang yang
sering dibeli harus disimpan dalam computer dan dikonsultasikan setiap kali
memesan barang.
2. Pembelian barang
dengan kualitas rendah
Dalam
upaya untuk memperoleh barang dengan harga yang rendah, perusahaan harus
hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya pembelian barang dengan kualitas
rendah.
3. Pembelian barang dari
pemasok yang tidak sah
Pembelian
barang dari pemasok yang tidak sah dapat menimbulkan berbagai persoalan. Barang
yang diperoleh bisa saja berkualitas rendah atau harga barang terlalu tinggi
(mahal).
4. Suap
Suap
adalah pemberian uang atau barang dari pemasok kepada petugas pembelian, dengan
maksud untuk mempengaruhi pemilihan pemasok. Suap ini dapat berakibat
diperolehnya barang dengan kualitas rendah atau dengan harga terlalu tinggi.
· Penerimaan
dan Penyimpanan Barang
Berikut
ancaman pengendalian yang berhubungan dengan penerimaan dan penyimpanan barang:
1. Penerimaan barang yang tidak
dipesan
Penerimaan
barang kiriman barang yang tidak dipesan menyebabkan perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan dan pengembalian barang ke
pemasok.
2. Pencurian barang
Kehilangan
dapat diatasi dengan menerapkan prosedur-prosedur pengendalian sebagai berikut.
Pertama, barang harus disimpan dalam lokasi aman, dan akses ke lokasi tersebut
dibatasi. Kedua, seluruh transfer barang antar bagian dalam perusahaan harus
didokumentasikan.
· Persetujuan
Faktur Pembelian
Berikut
ancaman dan prosedur pengendalian untuk mengatasi ancaman tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1.
Kesalahan
dalam faktur pembelian
Faktur
pembelian yang diterima dari pemasok dapat mengandung berbagai jenis kesalahan,
misalnya salah mencatumkan harga atau salah menjumlah.
2.
Pembayaran
barang yang tidak diterima
Cara
pengendalian terbaik untuk mengatasi pembayaran barang yang tidak pernah
diterima adalah dengan membandingkan kuantitas yang tercantum di faktur
pembelian dengan kuantitas yang tercantum dalam tembusan laporan penerimaan
barang yang telah ditandatangani oleh karyawan yang menerima transfer barang
dari departemen penerima barang.
3.
Kegagalan
memanfaatkan fasilitas potongan
Ancaman
ini menyebabkan perusahaan kehilangan banyak uang. Salah satu cara untuk
menanggulangi ancaman ini adalah pengarsipan yang tepat dan cermat.
4.
Pembayaran
faktur yang sama dua kali
Faktur
yang sama dapat dibayar lebih dari sekali kaerna beberapa hal. Kemungkinan
pertama, duplikat faktur dikirmkan setelah cek diposkan. Kemungkinan kedua,
faktur pembelian terpisah dari dokumen lainnya dalam paket voucher.
5.
Kesalahan
dalam pencatatan dan posting pembelian dan pembayaran
Kesalahan
dalam pencatatan dan posting pembayaran kepada pemasok akan berakibat kesalahan
dalam laporan keuangan dan laporan kinerja, yang pada gilirannya berakibat
buruknya pembuatan keputusan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka
perusahaan harus menyelenggarakan pengawasan pemrosesan dan entry data yang
memadai dan tepat.
· Pembayaran
Barang
Berikut
ini diuraikan berbagai ancaman dan prosedur untuk mengatasi ancaman tersebut.
1.
Ketidaktepatan
kas
Kas
adalah aktiva yang mudah dicuri, oleh karena itu, akses terhadap kas dan blanko
cek harus dibatasi. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan pemisahan
fungsi yang memadai.
2.
Pencurian
yang berhubungan dengan penggunaan EFT
Penggunaan
EFT, baik individu maupun bersamaan dengan FEDI, membutuhkan tambahan prosedur
pengendalian. Untuk itu, perlu digunakan password dan ID pemakai, dan secara
periodic diganti.
· Pengendalian
Umum
1.
Kehilangan
data
Data
penting yang dimiliki oleh perusahaan harus dilindungi dari kehilangan. Salah
satu cara yang dapat dipakai adalah memasang label internal dan label eksternal
guna mengurangi kemungkinan terhapusnya data penting dan juga untuk menjamin
bahwa file induk yang diperbarui alah file induk versi terbaru.
2.
Kinerja
yang buruk
Tujuan
pengendalian lain dalam siklus pengeluaran adalah mendorong efisiensi dan
efektifitas kinerja aktifitas bisnis. Penyusunan dan pengkajian laporan kinerja
merupakan cara yang efektif dalam pencapaian tujuan tersebut.
Daftar Pustaka
www.google.com