Entri Populer

Selasa, 05 April 2016

Wanitaku :'*

Pikiranku kacau
Hatiku remuk, ini lebih dari sakit hati terdahsyat yang pernah aku rasakan. Nafasku kembali tak beraturan, rasanya duniaku seketika menjadi gelap.
Pagi ini aku mendapatkan pesan yang sama sekali tak pernah aku harapkan
“ibu lagi dirawat di puskesmas sekarang lagi mau di rujuk ke Rumah Sakit” begitu pesan pahit yang mba kirim melalui nomor ibu. Ada yang berhenti sekejap rasanya saat itu aliran darahku tak mengalir, jantungku berhenti memompa darah, pikiranku kacau. Satu jam – dua jam pertama aku masih bisa mengatur emosiku, aku masih berusaha mengatur konsentrasi masalah pekerjaanku dan tentunya aku juga masih menunggu kabar demi kabar yang dikirim mba.
Satu setengah jam kemudian aku kembali mengirimkan pesan singkat kepada mba menanyakan apa ibu sudah mendapatkan rujukan di rumah sakit. “iya” balesnya dengan memberitahukan rumah sakit tempat ibu dirawat. Aku masih terus bertanya penyakit apa yang beberapa bulan trakhir ini menggerogoti ibuku, yang menyebabkan ibu harus dirawat ? penyakit apa yang sering membuat ibu sesak nafas ? penyakit apa yang membuat ibu semakin kurus ?. “PEMBENGKAKAN PADA JANTUNG & ANEMIA” kurang lebih seperti itu pesan yang mba kirim. Aaah rasanya aku jadi anak tak berguna sekali, disaat seperti ini aku tidak ada untuk merawat ibu. Belum lagi beberapa hari terakhir ini aku jarang sekali menanyakan kabar ke ibu, beberapa hari terakhir ini aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri sampai aku harus ‘kecolongan’ untuk masalah ini.
Aku semakin tak kuasa menahan sedihku, hingga aku harus menahan tangisku sedari pagi ini. Sesekali mataku berair, tapi tidak sampai aku jatuhkan ke pipiku. Aku harus tetap terlihat baik – baik saja di hadapan semua orang.
Allahu akbar. . entahlah aku tak bisa lagi menggambarkan semuanya. Rasanya aku ingin sedikit marah kenapa harus ibu ? kenapa bukan aku saja yang harusnya merasakan kesakitan itu ? untuk membayangkannya saja aku tak sanggup bagaimana selang – selang itu bisa berada pada tubuh ibuku ?. Mba masih berusaha menenangkanku melalui pesan singkatnya “sekarang sama – sama sabar & berdo’a untuk kesembuhan ibu”.

Wanitaku, lekas sehat yah ? sayang ibu selalu :’*
Sampai tulisan ini aku tulis, aku masih berhasil menahan air mata ini untuk tidak membasahi pipiku.

Teruntuk wanitaku yang sedang terbaring di ruangan serba putih

Peluk kium,

Putri bungsumu :’*

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.