Entahlah, rasanya jutaan kebaikan tak akan pernah cukup untuk membalas
semua perjuangan dua malaikatku
Dua malaikat terpenting untukku, yang Tuhan kirimkan untuk menyayangiku
dan menjagaku dengan tulus
Sebentar lagi semester 6 akan berakhir, bulan depan aku sudah
melaksanakan UAS di semester 6, yang artinya semester depan sudah harus
berkonsentrasi dengan pengajuan judul, outline, bimbingan dan skripsi.
Aahh setiap kali mendengar kata
yang terdiri dari tujuh huruf itu “SKRIPSI” rasanya aku menjadi mahasiswa yang
sedang salah jurusan. Belum lagi kemarin mendengar cerita – cerita dosen
tentang beberapa dosen pembimbing dan pengujinya, rasanya ingin pura – pura lupa
kalau aku sedang menjalani semester (yang hampir) tingkat akhir.
Sampai sekarang belum ada bayangan sama sekali aku akan berkonsentrasi
apa ? audit kah ? manajemen kah ? atau pajak ? rasanya pengen cepet – cepet lulus
tanpa harus menikmati itu semua.
Namun tiap aku merasakan titik terendahku sebagai mahasiswa (yang hampir)
tingkat akhir, selalu ada bayangan kedua malaikatku yang muncul di hadapanku,
ada sorak riuh penuh semangat yang berkeliaran di otakku, iya sosok itu adalah
Ibu & Bapak ku.
Mereka yang selalu mendukungku sejauh ini dengan keputusan apapun yang
memang baik untuk diriku, tak jarang mereka menolaknya. Belum lagi dengan
kejadian baru – baru ini yang sempat membuatku down, mereka punya pengaruh besar dalam kebangkitan semangatku. Sejak
kejadian itu, aku lebih sering minta ijin untuk melakukan hobby ku (ngetrip)
tentunya dengan seijin mereka, awalnya memang terdengar ketakutan seorang ibu
terhadap putri bungsunya saat meminta ijin untuk melakukan pendakian di tengah
kondisi pikiranku yang sedang “semrawut” tapi dengan sedikit penjelasan mereka
mengijinkanku. Mungkin ini bagian dari pelampiasan aku buat meluapkan semuanya
dengan cara seperti ini.
Mungkin saat ini, aku belum bisa bahagiakan ibu & bapak layaknya
teman – temanku yang telah lebih dulu membahagiakan malaikat hidup mereka
Aku juga belum bisa meyakinkan ibu & bapak kalau putri bungsu kalian
telah tumbuh menjadi anak gadis yang masih belajar untuk mendewasakan diri
Dua malaikatku yang paling berpengaruh dalam hidupku,
Aku tau, aku sadar, aku paham, aku mengerti, dan aku ingin
Jangan pernah lelah merapalkan jutaan do’a untuk putri bungsu ibu &
bapak dalam setiap percakapan dengan Sang Maha Agung
Jangan pernah lelah untuk menyayangiku
Jangan pernah lelah dengan segala kemanjaanku
Jangan pernah lelah juga karena putri bungsu kalian masih sering mengeluh
dengan keadaan ini
Ibu. . . Bapak. . .
Ajarkan aku cara bersyukur seperti kalian yang selalu mensyukuri semua
nikmat-Nya
Ajarkan aku menjadi pribadi yang selalu rendah hati seperti yang kalian
perbuat selama ini
Ajarkan aku untuk mencintai orang – orang disekelilingku tanpa batas
Ibu . . . Bapak. . .
Berjanjilah kalianlah yang pertama akan menemani, melihat, dan merasakan
semua perjuangku ini (kesuksesanku)
Selanjutnya biar aku yang meminta sendiri sama Tuhan,
Aku pinta, sehatkan kedua malaikatku
Jaga mereka, limpahkan selalu kebahagiaan untuk mereka,
Beri aku kesempatan untuk mengukirkan senyum kebanggaan di bibir mereka
atas semua hasil perjuanganku
Biar Tuhan yang menjaga ibu & bapak, yang pastinya Tuhan lebih
mengerti bagaimana selama ini kalian menjagaku dengan sangat penjagaan yang
sangat luar biasa bahkan dalam jarak sejauh ini
Saat aku merasa lelah, aku selalu mendengar mantera ajaib yang seketika
langsung menghipnotisku
“Nikmati prosesnya maka
kelak kamu akan menuai hasilnya, jadikan semua yang sedang kamu kerjakan adalah
ibadah untuk mencapai surga-Nya. Yakinlah tidak ada ujian yang tidak mempunyai jawaban
(penyelesaian).
Lakukan, jalani,
kerjakan, dan nikmati hasilnya nak”
Ya itulah mantera yang selalu di ucapkan oleh kedua malaikatku.
Jutaan do’a untuk dua malaikatku di sore ini
08 Mei 2015, Pukul 15.32 wib
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.