Entri Populer

Rabu, 20 Mei 2015

Dunia Gue

Selamat datang “di dunia gue”  dimana blog ini bercerita banyak tentang pengalaman gue, pengalaman berdasarkan cerita dari orang – orang terdekat gue, berdasarkan imajinasi gue. Langsung aja lah gue gak pengen panjang kali lebar yah.
Awalnya blog ini gue buat pas gue lagi ngrasain galau yang segalau – galaunya bahkan ngalahin galaunya para mahasiswa yang lagi mau nyusun Skripsi macem gue ini. Gue adalah mahasiswi dari FE akuntansi di salah satu universitas yang ada di Jakarta tepatnya dibagian selatan.
Gue gak mau panjang lebar, kenapa gue ngebuat blog ini? karena gue suka nulis. It’s simple bro!
Gue gak pernah punya cita – cita buat jadi penulis hebat kaya idola – idola gue. Gue Cuma pengen ngluarin semua unek – unek gue, kegelisahan yang gue rasain. Secara udah gak jaman kalau gue harus coret – coret di buku diary gitu kan? Belom lagi tulisan gue yang kalo lagi males apalagi kalau lagi galau – segalau galaunya, tulisan gue lebih mirip kaya coretan – coretan kaki ayam yang lagi nyoret – nyoret tanah. Serem gak sih ? kalau pas gue lagi iseng – iseng buka diary tiba – tiba gue mendadak sakit mata gara – gara ngliat tulisan gue yang gak karuan itu ? yang ada pas gue baca malah nangis bombay.  bukan, bukan gara – gara kegelisahan yang gue tulis. Tapi karena gue sedih gak bisa baca tulisan gue sendiri!. *makin ngaco*
Kata orang – orang terdekat gue sih banyak yang bilang kalo gue orangnya supel banget, gampang buat beradaptasi sama lingkungan baru, cepet akrab sama orang – orang yang baru gue kenal, tapi sebenarnya mereka salah. Jujur gue pemalu, gak gampang nyetel sama orang yang baru gue kenal kecuali kita memiliki “kegilaan” yang sama. Tapi bisa dibilang gue cukup banyak punya teman yang dekat sama gue, bisa dibilang sahabat sih tapi gak tau deh mereka nganggep gue sahabat mereka apa petaka mereka. Anyway gue punya satu sahabat dari jaman gue yang masih unyu – unyu banget nyampe sekarang, gue biasa manggil dia “In’on”.
Gue bungsu dari empat bersaudara, kakak – kakak gue udah pada merried semua tinggal gue doank yang belom karena gue masih jomblo kuliah nyampe saat ini *alibi gue doank sih biar gak didesak – desak suruh merried”. Sebagai anak bungsu banyak yang bilang kalau gue manja banget, tapi menurut gue, gue gak semanja yang dipikirkan orang – orang  kok dan gue buktiin dengan cara gue pergi ke kota orang semenjak gue lulus SMK, iya sih gue disini gak tinggal sendiri tapi tinggal sama saudara gue tapi yaudaa sih tetap aja kan gue bisa buktiin kalau anak bungsu gak selamanya manja. Tapi kadang gue ngrasa bangga juga kalau dibilang manja, rasanya tuh gue jadi anak yang paling diperhatiin sama keluarga gue terutama sama bonyok gue, kebayang donk hampir tiap hari gue telfonan sama ibu gue, dan kebetulan akhir – akhir ini gue lagi punya hobi ngetrip, sebenarnya sih ini udah jadi salah satu cita – cita gue pas jaman – jaman SMK Cuma berhubung gue punya teman pada kebanyakan anak – anak mall semua jadi susah deh buat ngetrip pada waktu itu, oke balik lagi ke ibu gue yang selalu kalang kabut kalo pas kedapetan weekend terus nelfon gue nomor gue gak ada yang bisa dihubungi, itu paniknya udah kaya apa aja, tapi gue bangga sih berarti mereka benar – benar takut buat kehilangan gue *very sweet mom, peluk kium buat wanita terindah gue*
Gede Mt. trip pertama gue tepat di pergantian usia gue, yup  benar banget gue sengaja ngetrip di tanggal itu karena gue pengen ngrayain ulang tahun gue dengan cara yang berbeda, dengan cara yang mungkin biar gue lebih bisa bersyukur dan menghargai apa yang udah dikasih sampai sejauh ini sama Sang Empunya hidup (Allah Swt). Gue naik bareng teman – teman gue (bisa diliat di http://sivia29.blogspot.com/2014/12/indahnya-puncak-2958-mdpl-di-usia-22th.html ) jujur itu pendakian pertama yang paling berkesan, gue gak bakalan nglupaian semua perjalanan itu (kecuali kalo gue udah tua terus kehilangan sedikit ingatan gue, catet yah Cuma sedikit artinya tuh gak banyak berarti Cuma beberapa doank)
Gue adalah penggila club sepak bola di inggris yang bertempat di London Barat yang punya stadion “Stamford Bridge” kalian pasti tau donk ? yup Chelsea FC. Pertama kali gue jatuh cinta sama club itu pada piala dunia 2006 yang diadakan di German, awalnya sih gue Cuma ngefans sama Captain Timnas German saat itu “MICHAEL BALLACK” si kaisar kecil yang begitu memukau dengan sundulan gledeknya pas di area kotak penalty lawan, dari situ gue selalu mengikuti perjalanan idola gue sampai akhirnya gue tau kalo dia di pinang sama Club Inggris “Chelsea FC”, yah walaupun Ballack Cuma bertahan sampai akhir musim 2010 doank sih tapi sampai sekarang gue masih mengagumi Club ini. Sampai akhirnya pertengahan tahun 2013 ( 25 Juli 2013 ) tepatnya sih pas bulan puasa, Chlesea FC datang ke Indonesia dan itu pertama kalinya gue ngliat Club Favorit gue secara langsung. Saat itu sepanjang jalan menuju ke GBK menjadi lautan manusia yang mengidolakan The Blues.
Gue kira cukup nyampe sini aja perkenalan dari gue yah. Thanks udah mau berepot – repot ngluangin waktu kalian buat ngebaca bio gue yang gak seberapa penting ini.



Jumat, 08 Mei 2015

Jangan lelah untuk mengucapkan "Mantera" itu untuk ku :')

Entahlah, rasanya jutaan kebaikan tak akan pernah cukup untuk membalas semua perjuangan dua malaikatku
Dua malaikat terpenting untukku, yang Tuhan kirimkan untuk menyayangiku dan menjagaku dengan tulus
Sebentar lagi semester 6 akan berakhir, bulan depan aku sudah melaksanakan UAS di semester 6, yang artinya semester depan sudah harus berkonsentrasi dengan pengajuan judul, outline, bimbingan dan skripsi.
Aahh  setiap kali mendengar kata yang terdiri dari tujuh huruf itu “SKRIPSI” rasanya aku menjadi mahasiswa yang sedang salah jurusan. Belum lagi kemarin mendengar cerita – cerita dosen tentang beberapa dosen pembimbing dan pengujinya, rasanya ingin pura – pura lupa kalau aku sedang menjalani semester (yang hampir) tingkat akhir.
Sampai sekarang belum ada bayangan sama sekali aku akan berkonsentrasi apa ? audit kah ? manajemen kah ? atau pajak ? rasanya pengen cepet – cepet lulus tanpa harus menikmati itu semua.
Namun tiap aku merasakan titik terendahku sebagai mahasiswa (yang hampir) tingkat akhir, selalu ada bayangan kedua malaikatku yang muncul di hadapanku, ada sorak riuh penuh semangat yang berkeliaran di otakku, iya sosok itu adalah Ibu & Bapak ku.
Mereka yang selalu mendukungku sejauh ini dengan keputusan apapun yang memang baik untuk diriku, tak jarang mereka menolaknya. Belum lagi dengan kejadian baru – baru ini yang sempat membuatku down, mereka punya pengaruh besar dalam kebangkitan semangatku. Sejak kejadian itu, aku lebih sering minta ijin untuk melakukan hobby ku (ngetrip) tentunya dengan seijin mereka, awalnya memang terdengar ketakutan seorang ibu terhadap putri bungsunya saat meminta ijin untuk melakukan pendakian di tengah kondisi pikiranku yang sedang “semrawut” tapi dengan sedikit penjelasan mereka mengijinkanku. Mungkin ini bagian dari pelampiasan aku buat meluapkan semuanya dengan cara seperti ini.
Mungkin saat ini, aku belum bisa bahagiakan ibu & bapak layaknya teman – temanku yang telah lebih dulu membahagiakan malaikat hidup mereka
Aku juga belum bisa meyakinkan ibu & bapak kalau putri bungsu kalian telah tumbuh menjadi anak gadis yang masih belajar untuk mendewasakan diri
Dua malaikatku yang paling berpengaruh dalam hidupku,
Aku tau, aku sadar, aku paham, aku mengerti, dan aku ingin
Jangan pernah lelah merapalkan jutaan do’a untuk putri bungsu ibu & bapak dalam setiap percakapan dengan Sang Maha Agung
Jangan pernah lelah untuk menyayangiku
Jangan pernah lelah dengan segala kemanjaanku
Jangan pernah lelah juga karena putri bungsu kalian masih sering mengeluh dengan keadaan ini
Ibu. . . Bapak. . .
Ajarkan aku cara bersyukur seperti kalian yang selalu mensyukuri semua nikmat-Nya
Ajarkan aku menjadi pribadi yang selalu rendah hati seperti yang kalian perbuat selama ini
Ajarkan aku untuk mencintai orang – orang disekelilingku tanpa batas
Ibu . . . Bapak. . .
Berjanjilah kalianlah yang pertama akan menemani, melihat, dan merasakan semua perjuangku ini (kesuksesanku)
Selanjutnya biar aku yang meminta sendiri sama Tuhan,
Aku pinta, sehatkan kedua malaikatku
Jaga mereka, limpahkan selalu kebahagiaan untuk mereka,
Beri aku kesempatan untuk mengukirkan senyum kebanggaan di bibir mereka atas semua hasil perjuanganku
Biar Tuhan yang menjaga ibu & bapak, yang pastinya Tuhan lebih mengerti bagaimana selama ini kalian menjagaku dengan sangat penjagaan yang sangat luar biasa bahkan dalam jarak sejauh ini
Saat aku merasa lelah, aku selalu mendengar mantera ajaib yang seketika langsung menghipnotisku
“Nikmati prosesnya maka kelak kamu akan menuai hasilnya, jadikan semua yang sedang kamu kerjakan adalah ibadah untuk mencapai surga-Nya. Yakinlah tidak ada ujian yang tidak mempunyai jawaban (penyelesaian).
Lakukan, jalani, kerjakan, dan nikmati hasilnya nak”
Ya itulah mantera yang selalu di ucapkan oleh kedua malaikatku.

Jutaan do’a untuk dua malaikatku di sore ini
08 Mei 2015, Pukul 15.32 wib


Rabu, 06 Mei 2015

Menuju Puncak 2665mdpl

Kerinduanku terhadap “mdpl” tak menyurutkan niatku untuk pendakian kali ini, meski kondisiku tidak dalam keadaan 100% fit tapi tetap saja kemauanku mengalahkan rasa sakit ini.
Packing sebelum pemberangkatan.

2665 mdpl trip kali ini aku bergabung bersama seorang sahabatku Yong, dan teman – temannya ( Bang Dayat, Riky, Aminah, Alan, dan Rian ). Sebelumnya kita sudah janjian untuk berkumpul di terminal Kp. Rambutan pukul 20.00 wib, kita memutuskan untuk mencarter mobil untuk mengantarkan kita sampai pos pendaftaran sebelum pendakian. Carteran kami tidak Cuma berisikan kami saja, tapi digabung sama 3 pendaki yang akan ngetrip juga di cikuray, kebetulan antara cikuray dan papandayan masih satu arah (sama – sama daerah garut). Kami berangkat dari kp. Rambutan sekitar pukul 22.00 wib sampai di lokasi pendaftaran pukul 05.30 wib, pagi itu kami disambut dengan rintikan gerimis dan kabut yang menyelimuti kaki gunung papandayan.
Menunggu mobil jemputan di Terminal Kp. Rambutan.

Sampai di basecamp kami packing perlengkapan & peralatan yang akan dibawa, dilanjut dengan sarapan. Pukul 08.00 wib kami mulai melangkahkan kaki untuk menikmati lukisan Sang Pencipta yang begitu indah.
Saat beristirahat sebelum mulai pendakian

Sebelum pemberangkatan menuju 2665mdpl


Perjalanan menuju camp (pondok salada)

Singkat cerita kami sampai di area camp sekitar pukul 11.30 wib ( kebetulan saat itu kami memutuskan untuk ngecamp di pondok salada ). Sampai di tempat camp kami langsung menyiapkan untuk mendirikan tenda, setelah tenda sudah berdiri kami langsung bagi tugas, aku sama yong menyiapkan makan siang sementara yang lainnya membereskan tenda, carrier, dll. Selesai makan siang kami sedikit merebahkan tubuh kami yang mulai lelah, aku, riky, dan rian tertidur dengan pulasnya, aminah asik dengerin music dari gadgetnya sementara yang lain entahlah sibuk dengan dunianya sendiri hahahaha.
Sibuk menyiapkan makan siang

Selesai mendirikan tenda

Sore harinya aku, yong, riky, bang dayat, dan alan memutuskan untuk sekedar menikmati indahnya lukisan Sang Pencipta di Hutan Mati, sementara aminah dan rian istirahat di tenda. Pemandangan yang benar – benar awesome , sedikit tidak percaya kalau aku sampai disini (hutan mati) tempat yang aku impikan untuk Prewedd ku kelak (semoga saja). Setelah asik menjelajahi tiap sudut hutan mati dan mengambil beberapa gambar kami kembali ke tenda.



suasana di Hutan Mati

Malam harinya kami sibuk menyiapkan untuk makan malam, menu ala anak gunung (anung) : mie instan, nasi, sarden, dan beberapa cemilan lainnya dimakan begitu lahapnya dengan cara bergantian. Selesai makan dilanjutkan dengan sesi sharing satu sama lain. Pukul 22.00 wib kita langsung bersiap – siap untuk beristirahat karena besok pagi akan menjadi hari yang sangat panjang dan terlalu sayang untuk dilewati begitu saja, setting alarm pukul 03.00 wib untuk menyiapkan makan pagi kita dan bekal apa saja yang akan dibawa menuju puncak. Selepas sholat subuh kami memulai perjalanan menuju puncak, ada banyak rombongan yang lain juga sedang bersiap – siap untuk melakukan perjalanan ke puncak.


Menyiapkan menu makan malam

Sampai di tegal alun (ladangnya edelweiss) sekitar pukul 07.00 wib hal pertama yang aku lakukan mengucapkan syukur yang tiada hentinya dalam hati, sungguh besar kuasa-Nya menciptakan dan menumbuhkan bunga edelweiss yang luasnya sekitar 80 hektar. Langsung jepret (foto) aja deeh hahaha. Setelah puas kami berfoto – foto kita kembali ke tenda bersiap – siap untuk kembali pulang (Jakarta).









Kembali membagi tugas, aku dan yong sibuk menghabiskan logistic untuk menu makan siang kami sementara yang lain bergantian packing perlengkapan pribadi masing – masing dan membongkar tenda.
Menyiapkan Menu Makan Siang




Makan siang sebelum pulang

Melakukan do'a bersama sebelum pulang

Menyerukan slogan "Si Anung"

Pukul 11.30 kami memulai perjalanan pulang, jalur pulang kami berbeda dengan jalur ketika kami naik. Kali ini kami pulang melalui jalur mati yang pastinya lebih ekstrim (sebelah kanan jurang) dibandingkan jalur yang ketika kami lalui saat berangkat. Ada kejadian yang sempat membuat aku shock dimana aku terpeleset oleh kerikil – kerikil di jalur yang kami lalui, hampir saja aku jatuh ke jurang, aku sedikit menjerit (suatu kejadian yang jarang sekali aku lakukan kecuali dalam keadaan panik), sontak riky langsung berteriak karena panik juga, syukur Alhamdulillah Allah masih melindungiku. Aku tertegun jantungku berdetak kencang, dengkul ku gemeteran, langkahku terasa berat, aku langsung duduk sambil menenangkan diri dengan minum air mineral. Sekitar 5 menit aku menenangkan diri dan kembali melanjutkan perjalanan, kali ini lebih hati – hati saat berjalan melalui kerikil – kerikil itu.


Perjalanan pulang melewati jalur Hutan Mati

1 jam 45 menit perjalanan dari pondok salada sampai di bawah itu sudah ditambah dengan istirahat di air belerang. Sampai dibawah kami langsung mencari mobil pick up seperti pesan dari supir dari mobil carter-an kami. Perjalanan menuju ke masjid (tempat dimana kami dijemput untuk kembali ke Jakarta) ditemani sama rombongan yang lain dan hujan yang begitu derasnya, tanpa jas ujan/ponco/flysheet/terpal kami benar – benar dibuat basah kuyup tapi kami begitu sangat menikmatinya karena sejak pendakian kami memang belum mandi hehehe tapi sayang moment seperti ini kami tidak mengambil gambar karena kami mengamankan gadget masing – masing.
Sampai di masjid kami langsung membersihkan badan kami, yup hal pertama yang dilakukan adalah mengantri di kamar mandi. Ada kejadian yang tidak biasa saat aku sedang mengantri, aku melihat sosok lelaki yang pernah aku temui saat aku melakukan pendakian di pangrango. Agak sedikit kurang jelas memang karena di ruangan itu sendiri sangat minim penerangan, lalu sosok lelaki itu lewat tepat didepanku dengan reflek langsung saja kusapa sosok itu.
“ka, luh yang lagi itu dipangrango bukan?” tanyaku
“eeh luh cewek itu kan?”lanjut dia
“hehee iya ka” jawabku
“ok, gw tunggu di depan yah” ajak dia
Selesai aku membersihkan diri, langsung ku temui sosok lelaki tadi tepat di teras masjid. Dia sedang duduk bersama dengan rombongan yang lain.
“eeh ka ko bisa sih kita ketemu lagi kaya gini yah?”
“lah, tadi gw liat luh di tegal alun, tapi mau gw samperin takut itu bukan luh” jawabnya
“yaelee ka, luh kalo gak yakin kan bisa liat syall gw ka”
“iyee, gw tadi liat luh lagi bawa syall Chelsea luh itu tapi takut salah orang hahha”
Panjang lebar kita ngobrol, kali ini aku gak mau melewatkannya lagi buat minta kontak mereka. Tapi tetap aja dengan kebodohan yang sama aku lupa menanyakan namanya *tepok jidat*
Dua kakak yang dulu pernah bertemu di pangrango mt. gak sengaja bertemu lagi di antrian kamar mandi :p

Kami berpisah setelah rombongan mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju terminal, sementara aku dan yang lain masih menunggu jemputan kami datang. Pukul 17.00 wib mobil kami baru datang, kami melanjutkan perjalanan dengan menjemput 3 pendaki yang melakukan pendakian ke cikuray.
Perjalanan menuju Jakarta benar – benar macet, kami baru sampai di terminal kp. Rambutan pukul 00.30 wib. Kami berpisah di terminal, rian menaiki bus menuju rumahnya, yong, bang dayat & aminah naik taxi menuju kos-an, riky naik taxi menuju rumahnya, sementara aku juga naik taxi menuju ke rumah.
”Terimakasih Tuhan karena Engkau membiarkan aku menikmati keindahan alam-Mu di negeriku ini
Terimakasih dua malaikat yang sangat berarti yang selalu memberikan ijin dan selalu ada do’a yang terucap dalam setiap langkahku
Terimakasih untuk setiap proses yang kita lewati bersama, bergandengan tangan, saling menopang, saling menjaga, saling mengingatkan satu sama lain
Hilangkan semua perbedaan karena kita disini sama. Sama – sama ingin menikmati setiap proses untuk melihat keindahan negeri ini atas kuasa Sang Semesta.
Semoga ini awal dari perjalanan cerita – cerita kita selanjutnya”

Didedikasikan untuk semua sahabat – sahabat pecinta alam