Pagi
ini…
Aku
melakukan aktifitasku seperti biasa : bangun tidur ku terus mandi pagi, luangkan waktu sebentar buat membalas
beberapa chat yang mampir di BBM dan WA ku. Lalu hening saat melihat pesan ber-isikan
“bungsu pangkat (bungsu berangkat) ? ”. Iya itu pesan dari ibuku, sosok
perempuan terindah yang dianugerahkan Tuhan sebagai malaikatku yang akan selalu
membahagiakanku dan tentunya juga dengan aku yang akan selalu berusaha untuk
membahagiakannya dengan caraku yang paling sempurna.
Aku
masih belum membalas pesan dari beliau, karena aku berfikir akan segera
menghubunginya nanti saat aku berpamitan untuk melakukan aktifitasku. Berjalan mengikuti
gang yang lumayan sempit menuju tempat biasa aku menunggu angkutan umum. Tangan
kananku mengambil ponsel dari saku celanaku, sementara tangan kiriku sibuk
menggenggam buku karya Boy Candra yang
baru saja sampai dua hari yang lalu.
Segera
ku cari kontak perempuanku itu, lalu dengan cepat langsung tersambung dengan
ibuku.
“assalamualaikum
bu”
“waalaikumsalam
sayang, lagi ngapain ? gimana kabar kamu nak?”
“lagi
jalan bu, mau berangkat kerja. Alhamdulillah sehat semua sayangkuh, ibu gimana?
Keluarga sehat semua kan bu ?”
“yaudah
hati – hati yah bungsu, Alhamdulillah sehat semua. Semalem ditengokin sama mas mu toh ?”
“iyah
bu, semalem mas kesini tapi ketemu
sebentar”
Angkutan
yang biasa aku naiki, telah menunggu di ujung jalan. Aku segera berpamitan
untuk menutup telefon dan berangkat kerja.
Terimakasih
Tuhan. .
Engkau
menghadiahkan aku malaikat yang begitu sangat dekat walaupun dengan jarak
sejauh apapun,
Perhatiannya
untukku tidak pernah putus
Kasih
sayangnya tidak pernah lelah untuk terus menyemangatiku
Pagi
ini malaikatku menyapaku dengan sapaan mungkin sebagian orang itu terdengar biasa saja, tapi itu begitu sangat
berarti apalagi dengan keadaanku yang seharian kemarin dibuat badmood oleh beberapa “jin” yang
berbentuk manusia (begitu kata seorang yang aku ceritakan ke-badmood-an ku).
Sesederhana
itu sih kebahagiaanku saat ini, saat mendengar suaranya yang tulus penuh kasih
sayang tanpa ada sedikitpun kepura-puraan rasanya hati ini begitu tenang.
Beliau
salah satu alasan yang paling menguatkan aku untuk bertahan sejauh ini
Beliau
salah satu alasan yang membuatku untuk segera menjadi sarjana.
Tuhan.
. .
Jika
dengan aku cepat menjadi sarjana itu membuat kedua malaikatku tersenyum dengan
bangga, izinkan aku untuk segera mengukir senyuman yang penuh kebanggaan itu
Jika
dengan aku segera menyelesaikan semua tugas – tugasku itu sebagai tanda baktiku
kepada kedua malaikatku, maka Ridhoi aku untuk dapat menyelesaikan semuanya
untuk membahagiakan mereka.
Putri bungsumu yg selalu
haus akan rapalan “mantera” ajaib itu
Jum’at, 04 Juni 2015 Pukul 11.16
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.